Apa Itu Routing? Pahami Fungsi dan

Apa Itu Routing? Pahami Fungsi dan Jenis-jenisnya

Tahukah Anda apa itu routing? Singkatnya, router adalah sebuah alat yang melakukan proses routing. Penasaran bagaimana cara kerjanya? Mari pelajari lebih mendalam dengan menyimak pembahasan berikut ini 

Apa Itu Routing dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Routing/perutean merupakan langkah memilih jalur untuk melalui satu atau beberapa jaringan.

Perutean ini bisa diaplikasikan untuk banyak hal, seperti jaringan telepon, internet, hingga transportasi umum. Dalam konteks jaringan internet, routing berguna untuk memilih jalur paket Internet Protocol (IP) agar bisa melakukan perjalanan dari titik asal sampai ke tujuan.

Perangkat yang bertugas dalam menentukan rute disebut dengan router. Anda pasti tidak asing lagi dengan alat tersebut, bukan?

Cara kerja router sebenarnya sangat sederhana, layaknya kondektur yang sedang memeriksa tiket para penumpang. Pertama, router menerima sebuah paket data dan membaca bagian header-nya untuk mengetahui tujuan paket tersebut. 

Selanjutnya, router akan mengarahkan paket menuju titik tujuan melalui rute yang terdapat pada routing table atau tabel perutean.

Baca Juga : Anak IT Wajib Tahu! Inilah Fungsi Router dan Cara Memilihnya

Lalu, Apa Fungsi Routing?

Proses perutean ini memiliki 2 fungsi utama yang dibahas secara ringkas di bawah ini. 

1. Menentukan Jalur yang Paling Optimal

Router melakukan proses tersebut menggunakan routing protocol untuk mengomunikasikan informasi jaringan dari tabel routing miliknya sendiri dengan router lainnya.

2. Mengantarkan Data Sampai Tujuan

Setelah menentukan jalur yang paling optimal, selanjutnya router meneruskan paket data melalui antarmuka jaringan hingga sampai ke tujuannya.

Mengenal Jenis-Jenis Routing dan Plus Minusnya

Para ahli di bidang jaringan sepakat untuk mengelompokkan perutean menjadi tiga jenis berdasarkan cara penentuan rutenya.

1. Default 

Router yang menggunakan default routing memiliki konfigurasi untuk mengirim seluruh paket ke satu router. Paket-paket akan secara otomatis diteruskan menuju satu router yang memang telah diatur sebelumnya.

Stub router merupakan salah satu perangkat yang menggunakan konfigurasi perutean default. Perangkat tersebut hanya memiliki satu jalur untuk menjangkau seluruh jaringan lain.

2. Statis

Perutean statis (static) mengharuskan Anda menambahkan rute secara manual ke tabel routing. Ada beberapa kelebihan dari jenis perutean tersebut, antara lain:

a) Tidak ada penggunaan bandwidth di antara router-router yang terlibat.

b) Tingkat keamanan jauh lebih baik karena hanya administrator yang bisa mengizinkan perutean menuju jaringan tertentu.

c) Hanya memerlukan router sederhana dan murah .

Meski begitu, perutean statis juga tetap memiliki beberapa kelemahan, yaitu:

a) Kurang cocok untuk pemakaian di jaringan yang besar karena administrator harus menambahkan setiap rute secara manual.

b) Jenis perutean ini harus ditangani oleh administrator yang memiliki pengetahuan mendalam mengenai topologi jaringan. 

3. Dinamis

Perutean dinamis mampu menyesuaikan rute dan menambahkannya ke routing table secara otomatis berdasarkan kondisi saat ini. Untuk menemukan jaringan dan rute menuju ke sana, dynamic routing menggunakan protokol khusus. Apabila salah satu rute terputus, akan terjadi proses penyesuaian secara otomatis.

Tidak sedikit yang memilih perutean dinamis karena memiliki beberapa nilai plus, seperti:

  • proses konfigurasi lebih mudah karena prosesnya berjalan otomatis, dan
  • lebih efektif dalam menentukan rute terbaik untuk jaringan jarak jauh.

Jenis routing ini memiliki dua kekurangan yang cukup signifikan, yaitu:

  • untuk berkomunikasi dengan perangkat atau router lain memerlukan banyak bandwith,
  • tingkat keamanan lebih rendah kalau Anda membandingkannya dengan perutean statis.

Baca Juga : Perbedaan Routing Statis dan Dinamis, Apa Saja?

Apa Peranan Routing atau Perutean pada Jaringan?

Berdasarkan ulasan singkat tentang apa itu routing dan berbagai jenisnya, Anda dapat melihat bahwa perutean membantu meningkatkan efisiensi dalam komunikasi pada sebuah jaringan. Proses tersebut membantu mengurangi kegagalan dengan mengatur data lalu lintas sehingga kapasitas jaringan bisa dimaksimalkan tanpa terjadi hambatan.