Dalam dunia jaringan komputer, routing adalah proses penting yang memungkinkan data untuk mengalir dari satu titik ke titik lain di jaringan. Nah, jenis routing yang sering digunakan ada dua, yaitu statis dan dinamis. Pertanyaannya, apa perbedaan routing statis dan dinamis ini? Mari cari tahu selengkapnya di sini!
Pengertian Routing
Sebelum membahas lebih jauh mengenai perbedaan antara dua jenis routing ini, mari kenali terlebih dahulu apa itu routing. Routing adalah prinsip dasar di balik bagaimana data dikirimkan melalui jaringan.
Ketika sebuah paket data dikirimkan dari satu perangkat ke perangkat lain, router atau perangkat jaringan akan memutuskan jalur terbaik yang harus diambil oleh data tersebut. Inilah yang kita sebut sebagai routing.
Baca Juga : Apa Itu Routing? Pahami Fungsi dan Jenis-jenisnya
Apa Perbedaan Routing Statis dan Dinamis?
Kedua jenis routing ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan, antara lain:
1. Pemilihan Jalur (Path)
Routing statis adalah jenis routing di mana administrator jaringan secara manual mengonfigurasi rute-rute yang akan diikuti oleh data. Pemilihan path routing statis hanya menggunakan satu rute yang telah dikonfigurasi sebelumnya untuk mengirimkan lalu lintas ke tujuannya.
Adapun routing dinamis adalah jenis routing di mana router secara otomatis belajar tentang topologi jaringan berdasarkan trafik jaringan dan router yang terhubung. Karena itu, jenis routing ini menyediakan beberapa opsi rute yang dapat saling berkomunikasi membentuk koneksi antar router.
2. Kemampuan untuk Memperbarui Rute
Contoh perbedaan routing statis dan dinamis selanjutnya adalah kemampuannya dalam memperbarui rute. Pada routing statis, network administrator harus harus mengkonfigurasi ulang router statis secara manual untuk menyesuaikan rute.
Sedangkan routing dinamis menggunakan algoritma sehingga mampu memperbarui secara otomatis dengan perubahan rute pilihan.
3. Tabel Routing
Jenis statis memiliki tabel routing yang lebih kecil dengan hanya satu entri untuk setiap tujuan. Di sisi lain, routing dinamis mengharuskan router mengirimkan seluruh tabel peruteannya untuk mengidentifikasi ketersediaan rute.
4. Keamanan
Dari segi keamanan, routing statis lebih safety karena tidak membagi rute ke seluruh jaringan. Sedangkan routing dinamis cenderung lebih berisiko karena tabel perutean lengkap terbagi ke seluruh jaringan.
5. Protokol dan Algoritma
Perbedaan routing statis dan dinamis selanjutnya terlihat dari sisi protokol dan algoritma. Statis tidak menggunakan protokol maupun algoritma routing yang kompleks. Sedangkan pada dinamis menggunakan protokol vektor jarak untuk menyesuaikan rute, seperti seperti RIP dan IGRP, dan protokol link state, seperti OSPF dan IS-IS.
6. Kebutuhan Komputasi dan Bandwith
Seperti penjelasan sebelumnya bahwa routing statis hanya memiliki satu rute yang telah terkonfirmasi sebelumnya. Jadi, jenis statis hanya memerlukan sedikit komputasi dan bandwith daripada jenis dinamis.
Baca Juga : Bandwidth Adalah: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Contohnya
Penerapan Routing Statis dan Dinamis
Pada dasarnya, routing statis dan dinamis bisa digunakan dalam satu jaringan. Sebagai contoh, beberapa perusahaan sepakat untuk menyewa link khusus untuk menghubungkan kantor cabang ke kantor pusat. Karena itu, semua trafik harus dirutekan melalui link khusus tersebut.
Nah, untuk mengkonfigurasinya, Anda bisa menggunakan routing statis sebagai opsi rute pertama. Barulah jika link terputus, routing dinamis bisa jadi opsi rute kedua. Jika routing dinamis gagal menemukan rute, maka bisa menggunakan rute statis ketiga, seperti halnya koneksi dial-up.
Sudah Paham Mengenai Perbedaan Routing Statis dan Dinamis?
Demikian letak perbedaan dua jenis routing dalam mengarahkan trafik pada jaringan. Sebagai informasi, jenis statis tidak memerlukan terlalu banyak komputasi dan bandwith, maintenance jenis inipun tidak perlu terlalu sering. Alhasil, biayanya pun jauh lebih murah. Berbeda dengan routing dinamis yang memerlukan lebih banyak hardware atau komputasi untuk memelihara sistem perutean yang lebih besar. Lewat beberapa perbedaan di atas, semoga bisa membantu Anda memilih routing yang sesuai dengan kebutuhan jaringan, ya!